Sabtu, 01 April 2017

MAKALAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُالْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :” kamu ( umat islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi  mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka  adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )
 Dakwah dalam Islam merupakan tugas yang sangat mulia, yang juga merupakan tugas para nabi dan rasul, juga merupakan tanggung jawab setiap muslim. Dakwah bukanlah pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan, juga tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang.Seorang da’i harus mempunyai persiapan-persiapan yang matang baik dari segi keilmuan ataupun dari segi budi pekerti. Sangat susah untuk dibayangkan bahwa suatu dakwah akan berhasil jika seorang da’i tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan tingkah laku yang buruk, baik secara pribadi maupunsosial. Seorang da’i sebagai juru dakwah adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan dakwah. Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah khususnya seorang da’i memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan dakwahnya.
 Dalam makalah ini kami akankami paparkan tentang kualifikasi Da’i dalam berdakwah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Pendakwah adalah orang yang melakukan dakwah.Ia disebut da’i. dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan komunikasi (massage) kepada orang lain. Karena dakwah bisa melalui tilisan, lisan, perbuatan, mak penulis keislaman, penceramah islam, mubaligh, guru mengaji, pengelola panti asuhan islam dan sejenisnya termasuk pendakwah. Pendakwah bisa bersifat individu ketika dakwah yang dilakukan secara perorangan dan bisa juga kelompok atau kelembagaan ketiga dakwah digerakkan oleh sebuah kelompok atau organisasi. Secara ideal, pendakwah adalah orang mukmin yang menjadikan islam sebagai agamanya, al-Qur’an sebagai pedomannya, Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai pemimpin dan teladan baginya, ia benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan hidupnya, kemudian ia menyampaikan islam yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak kepada seluruh manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tafsir surah Ali- Imran ayat 110 ?
2. seperti apakah kualifikasi umat terbaik  ?














BAB II
PEMBAHASAN

A.   Qur’an Surah  Ali- Imran ayat 110 :

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ
Artinya :” kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi  mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka  adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )
B.       Asbabun Nuzul Qur’an Surah Ali- Imran ayat 110
Diriwayatkan bahwa Malik bin al-Dayif dan Wahb bin Yahudza yang keduanya keturunan yahudi berkata kepada Ibn Mas’ud, Mu`adz bin Jabal dan Ubay bin Ka’b  ديننا خير مما تدعونا إليه ونحن افضل منكم agama kami lebih baik dari agama yang kalian da’wahkan, bangsa kami lebih unggul di banding kalian. Tidak lama kemudian turunlah Qs.3:110 ini sebagai bantahan terhadap mereka. Umat yang terbaik, setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebqagai rasul, bukanlah yahudi atau nahrani, tapi umat Islam.
C.  Munasabah Qur’an Surah  Ali- Imran ayat 110
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104)
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ (Q.S. Ali- Imran : 110)
·           لَن يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى ۖ وَإِن يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنصَرُونَ
·           Artinya : “ mereka tidak akan membahayakan kamu, kecuali gangguan-gangguan kecil saja, dan jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka mundur berbalik ke belakang (kalah). Selanjutnya mereka tidak mendapat pertolongan“.( Q.S. Ali- Imran : 111 )
Pada zaman jahiliyah sebelum Islam ada dua suku yaitu; Suku Aus dan Khazraj yang selalu bermusuhan turun-temurun selama 120 tahun, permusuhan kedua suku tersebut berakhir setelah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam kepada mereka, pada akhirnya Suku Aus; yakni kaum Anshar dan Suku Khazraj hidup berdampingan, secara damai dan penuh keakraban, suatu ketika Syas Ibn Qais seorang Yahudi melihat Suku Aus dengan Suku Khazraj duduk bersama dengan santai dan penuh keakraban, padahal sebelumnya mereka bermusuhan, Qais tidak suka melihat keakraban  dan kedamaian mereka, lalu dia menyuruh seorang pemuda Yahudi duduk bersama Suku Aus dan Khazraj untuk menyinggung perang “Bu’ast” yang pernah
1. Ayat sebelumnya (3:105) menyerukan agar mumin jangan meniru orang yang berpecah belah, sebab bakal menimbulkan kesedihan di akhirat kelak (Qs.3:106-107). Oleh karena itu hendaklah membangun umat yang setiap anggotanya menjalankan tugas sesuai bagian masing-masing sebagaimana diserukan pada ayat 104. Ayat 110 ini mengungkapkan bahwa umat yang tampil di depan manusia menjalankan amar ma’ruf nahy munkar berdasar iman, merupakan umat yang terbaik, umat yang terpilih.
2. Ayat sebelumnya mengecam ahl al-Kitab yang bercerai berai dalam menanggapi diutusnya Nabi Muhammad SAW. ayat selanjutnya menjamin, jika ahl al-Kitab itu beriman, maka akan menjadi umat yang terbaik pula.
Pada ayat 110  ditegaskan bahwa kebanyakan  Ahl al -Kitab  adalah orang-orang fasik. Masa Jumlah mereka yang banyak boleh jadi menimbulkan kecemasan sementara bagi  kaum muslimin sehingga untuk menghilangkannya ayat ini menegaskan  bahwa  sekali-kali mereka, tidak sekarang dan tidak akan datangpun hingga akhir zaman, tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu selama kamu memenuhi ketiga syarat yang disebutkan  pada ayat yang lalu. Tetapi , paling tinggi yang mereka dapat lakukan adalah gangguan –gangguan saja,  yakni cemoohan atau ucapan-ucapan yang boleh jadi merupakan upaya melemahkan iman, dan seandainya suatu ketika mereka bermaksud berperang melawan kamu, tentu mereka berbalik melarikan diri ke ke belakang sehingga tidak jadi memerangi kamu, mereka pun tidak mendapat pertolongan dari siapa pun sehingga akhirnya mereka kalah.

D.  Tafsir surah Ali- Imran ayat 110

a.      Dalam Tafsir Al Quthubi
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Pada firman allah : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia”.
Terdapat beberapa pendapat :
Pendapat I :
·      At-Tirmidzi meriwayatkan dari bahaz bin Hakim, dari ayahnya dan kakeknya, bahwasanya dia mendengar rasulullah bersabda mengenai firman allah ,” Kamu adalah umat yang terbaik  yang dilahirkan umat manusia.” Sabda beliau..
“ kalian menyempurnakantujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang terbaik dan paling mulia di sisi Allah.” At Tirmidzi mengatakan hadist ini hasan.[1]Berkata kita adalah sebaik-baik manusia yang dilahirkan untuk manusia. Kita harus mengajak mereka kepada ajaran islam.”

Ibnu Abbas berkata : “ mereka adalah orang-orang yang berhijrah dari mekah menuju madinah, dan ikut serta dalam perang badar dan perjanjian Hudaibiyah.

Umar Bin Khatabberkata : siapa saja yang berbuat seperti perbuatan mereka maka dia termasuk seperti golongan mereka”. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah umat nabi Muhammad
,yaitu orang-orang  yang shalih dan memiliki keistimewaan. Mereka adalah orang-orang yang menjadi saksi bagi umat manusia di hari kiamat, sebagaimana yang telah dijelaskan  pada surah al baqarah . Mujahid mengatakan bahwa firman allah “ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” . sesuai dengan syarat-syarat  yang disebutkan pada ayat tersebut.
Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah kalian sebelumnya telah tercatat di Lauh Mahfuzh. Ada yang berpendapat bahwa maknanya  : kalian yang telah beriman adalah sebaik-baik umat. Yang lain mengatakan bahwa ayat ini turun untuk menyampaikan kabar gembira akan kedatangan Rasulullah dan umatnya. Jadi, maknanya adalah kalian adalah sebaik-baik umat daripada pendahulu kalian, yaitu para ahli kitab.Al-Akhfasi mengatakan bahwa maksudnya adalah sebaik-baik pemeluk agama.

Ayat yang seperti ini adalah firmannya :
· Q.S. Maryam : 29
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
Artinya : “ Maka dia (Maryam) menunjuk kepda (anak) nya. Mereka berkata ,  “bagaimana  kami akann berbicara  dengan anak kecil yang masih dalam ayunan “
·           Q.S. Al- A’raf : 86
وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
Artinya :“ dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak  jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahaan orang- orang yang berbuaat kerusakkan “.
·           Q.S. Al- Anfal : 26
وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ

Sufyan meriwayatkan  dari maysarah Al Asyja’I, dari Abu Hasim, dari Abu Hurairah bahwasanya firman Allah : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia ,” mengajak hingga mereka memeluk agama islam”.[2]An- Nuhas [3]berkata , “ kalimat yang sebenarnya adalah: “ kalian bagi umat manusia adalah sebaik-baik umat”. Menurut ucapan Mujahd adalah sebaik-baik umat jika kalian mengajak pada yang ma’ruf dan mencegah dari jalan munkar.Ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya umat Muhammad menjadi umat terbaik karena kaum muslimin jumlahnya lebih banyak, dari amar ma’ruf nahi munkar sudah tersebar luas di kalangan mereka. Aseda yang berpendapat bahwa istilah tersebut adalah untuk para sahabat Rasulullah, sebagaimana sabda beliau :” sebaik-baik manusia adalah yang hidup di masaku “[4]

Pendapat ke II :
Berdasarkan dengan Nash yang diturunkan tersebut telah diyakini umat ini adalah umat yang terbaik.Para imam meriwayatkan dari hadist Imran bin hashin, dari rasulullah bahwasanya beliau bersabda “ sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku , kemudian mereka yang hidup setelahnya, kemudian mereka yang hidup setelahnya”. Hadist ini menunujukan bahwa umat pertama dari umat ini adalah umat yang paling baik daripada umat setelahnya. Seperti inilah pendapatsebagian para ulama. Mereka mengatakan bahwa orang yang menjadi sahabat Rasulullah dan sempat melihat beliau meski hanya sekali dalam hidupnya, mereka adalah orang-orang yang lebih baik daripada mereka yang hidup setelahnya.Sesungguhnya keutamaan persahabatan dengan Rasulullah tidak dapat dibandingkan dengan amal perbuatan
b.      Dalam tafsir  Al- Misbah 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya  :” kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi  mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka  adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )

Setelah menjelaskan kewajiban berdakwah atas  umat islam,pada ayat 104, persatuan dan kesatuan mereka yang dituntut. Kini dikemukakan bahwa kewajiban itu dan tuntutan itu pada hakikatnya lahir dari kedudukan umat itu sebagai sebaik-baik umat. Ini yang membedakan mereka  dengan sementara Ahl al- Kitab yang justru mengambil sikap bertolak dengan itu. Tanpa ketiga hal yang disebut oleh ayat ini, kedudukan mereka sebaik-baik umat tidak dapat mereka pertahankan.
Kamu, wahai seluruh umat Muhammad dari generasi ke generasi  berikutnya, sejak dahulu dalam pengetahuan Allah adalah umat yang terbaik   karena adanya sifat-sifat yang menghiasi diri kalian. Umat yang di keluarkan  yakni diwujudkan dan ditampakkan  untuk manusia seluruhnya sejak Adam  hingga akhir zaman. Ini karena kalian adalah umat yang terus menerus tanpa bosan menyuruh kepada yang makruf, yakni apa yang dinilai baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Illahi, dan mencegah yang munkar , yakni  yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur, pencegahan yang sampai  pada batas menggunakan kekuatan dan  karena kalian beriman kepada Allah, dengan iman yang benar sehingga atas dasarnya kalian percaya dan mengamalkan tuntunan-Nya  dan tuntutan Rasul-Nya, serta melakukan amr makruf dan nahi munkar itu sesuai dengan cara  dan kandungan yang diajarkannya. Inilah yang menjadikan kalian meraih kebajikan, tapi jangan duga Allah pilih kasih sebab  sekiranya  Ahl al-Kitab,  yakni orang yahudi dan Nasrani beriman, sebagaimana keimanan kalian dan mereka tidak bercerai- berai tentulah itu baik juga bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, sebagaimana iman kalian, sehingga dengan demikian mereka pun meraih kebajikan itu dan menjadi pula bagian dari sebaik-baik umat, tetapi jumlah mereka tidak banyak kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Yakni keluar dari ketaatan kepada tuntunan-tuntunan Allah Swt.
Kata (كُنتُمْ) kuntum ,yang digunakan ayat di atas, ada yang memahaminya sebagai kata kerja yang sempurna ( kaana taammah ) sehingga ia diartikan wujud , yakni kamu wujud dalam keadaan sebaik-baik umat. Ada juga yang memahaminya dalam arti kata kerja yang tidak sempurna ( kaana naaqishoh ), dan dengan demikian ia mengandung makna wujudnya sesuatu  pada masa lampau tanpa diketahui kapan itu terjadi dan tidak juga mengandung isyarat bahwa ia pernah tidak ada atau suatu ketika akan tiada.Jika demikian ayat ini berarti kamu dahulu dalam ilmu Allah adalah sebaik-baik umat.
Ayat di atas mengandung kata (أُمَّةٍ) ummah/umat. Kata ini digunakan untuk menunjuk semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu atau tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa maupun atas kehendak mereka. Demikian ar-Raghib dalam al-Mufradat Fi Gharib al-Qur’an.Bahkan Al-Qur’an dan hadits tidak membatasi pengertian umat hanya pada kelompok manusia .“ tidak satu burungpun yang terbang  dengan kedua  sayapnya kecuali umat-umat juga  seperti kamu “ ( Q.s. Al-An’am :6 ) “ semut yang berkeliaran juga umat , dari umat-umat tuhan”
   Dalam kata ummah terselip makna-makna yang dalam.Ia mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Bukankah untuk menuju ke satu arah harus jelas jalannya serta anda harus bergerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan dalam saat yang sama . membutuhkan waktu untuk mencapai ?( Q.S. Yusuf : 45 ) menggunakan kata ummah untuk arti waktu, sedang  Q.S az-Zukhruf :22 dalam arti jalan atau gaya dan  cara hidup.
   Kalimat tu’minuna billah dipahami oleh pengarang tafsir al-mizan, Sayyid Muhammad Husain ath- Thabaththaba, dalam arti percaya kepada ajakan bersatu untuk berpegang teguh pada tali Allah, tidak bercerai berai. Ini diperhadapkan dengan kekufuran yang disinggung oleh ayat 106 : “kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman”. Dengan demikian ayat ini menyebutkan tiga syarat yang harus dipenuhi untuk meraih kedudukan sebagai sebaik-baik umat, yaitu amar ma’ruf, nahi munkar dan persatuan  dan berpegang teguh pada tali / ajaran Allah. Karena itu “ Siapa yang ingin meraih keistimewaan ini, hendaklah dia memenuhi syarat yang ditetapkan Allah itu “. Demikian ‘Umar Ibn al-Khaththab sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Jarir.
c.       Dalam tafsir Ibnu Katsir

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi  mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka  adalah orang-orang yang fasik . mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat  mudharat kepada kalian, selain dari ganggguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berparang dengan kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dana tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alas an yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Allah memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad Saw, bahwa mereka adalah sebaik-baik umat .untuk itu Allah Swt, berfirman :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Yusuf, dari Sufyan ibnu Maisarah, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a sehubungan dengan firmannya : “kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia”
Abu hurairah r.a mengatakan makna yang dimaksud ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa mereka dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya mereka masuk islam. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Attiyah Al- Aufi, Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas, yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Dengan kata lain mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia yang paling bermanfaat buat umat manusia.
Imam ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kaum Syarik, Sammak, dari Abdullah ibnu Umairah, dari Durrah binti abu lahab yang menceritakan :

seorang lelaki  berdiri menunjukan dirinya kepada Nabi Saw. Yang saat itu berada di atas mimbar, lalu lelaki itu bertanya “ wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?”Nabi Saw menjawab. “ manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al- Qur’an dan paling bertakwa diantara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakukan amar makhruf nahi munkar terhadap mereka, dan paling gemar diantara mereka dalam bersilaturahmi.

Menurut pendapat Imam ahmad dalam kitab musnadnya , Imam Nasai dalam kitab sunannya, dan Imam Hakim dalam kitab Mustadraknya , telah meriwayatkan melalui hadist sammak, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ

Bahwa mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah Saw.Dari mekkah ke madinah. Pendapat yang benar mengatakan bahwa ayat ini mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap generasinya, dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rsulullah Saw, diutus di kalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.

d.             Az- Zikra, terjemah dan tafsir Al- Qur’an
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya  :” kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi  mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka  adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )

Kamu adalah umat yang paling baik yang pernah ditampilkan di muka bumi dalam perwujudannya yang sekarang[5], sebab kamu menyuruh berbuat makhruf melarang berbuat munkar dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab ini beriman pula seperti kamu, tentulah lebih baik baginya.Namun yang beriman hanya sebagian kecil saja , sedang sejumlah besar mereka fasik.orang-orang fasik itu tidak akan mengganyangmu, kecuali melakukan gangguan kecil[6] saja. Kalau mereka berhadapan dengan kamu di medan perang. Mereka akan mundur, dan tidak akan ditolong.

e.              Kualifikasi Da’i
Pendakwah adalah orang yang melakukan dakwah.Ia disebut da’i. dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan komunikasi (massage) kepada orang lain.  Karena dakwah bisa melalui tilisan, lisan, perbuatan, mak penulis keislaman, penceramah islam, mubaligh, guru mengaji, pengelola panti asuhan islam dan sejenisnya termasuk pendakwah. Pendakwah bisa bersifat individu ketika dakwah yang dilakukan secara perorangan dan bisa juga kelompok atau kelembagaan ketiga dakwah digerakkan oleh sebuah kelompok atau organisasi.
Secara ideal, pendakwah adalah orang mukmin yang menjadikan islam sebagai agamanya, al-Qur’an sebagai pedomannya, Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai pemimpin dan teladan baginya, ia benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan hidupnya, kemudian ia menyampaikan islam yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak kepada seluruh manusia (Bassan al-Shabagh)
Abul A’la al-Maududi dalam bukunya Tadzkirah al-Du’ah al Islam mengatakan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pendakwah secara perorangan haruslah :
Ø  Sangggup memerangi musuh dalam dirinya sendiri yaitu hawa nafsu demi ketaatan kepada Allah SWT. Dan  Rasulnya.
Ø  Sanggup berhijrah dari hal-hal yang maksiat yang dapat merendahkan dirinya dihadapan Allah SWT. dan dihadapan masyarakat.
Ø  Mampu menjadi uswatun hasanah dengan budi dan akhlaknya bagi mitra dakwahnya.
Ø   Memiliki persiapan mental:
a)                  Sabar, yang didalamnya meliputi sifat-sifat teliti, tekat yang kuat, tidak bersifat pesimis dan putus asa, kuat pendirian seta selalu memelihara keseimbangan antara akal dan emosi.
b)                  senang memberi pertolongan kepada orang dan bersedia berkorban, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta serta kepentingan yang lain.
c)                  Cinta dan memiliki semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan.

E. Analisis Pemahaman
Umat Islam adalah umat yang terbaik karena eksistentsinya nampak di hadapan manusia. Siapa pun tidak akan meraih derajat sebagai umat terbaik atau khaira ummah kecuali yang beriman, eksis di hadapan manusia, amar ma’ruf dan nahy munkar. Ahlul kitab seperti Bani isra’il akan menjadi baik bila mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi Muhammad SAW dan al-Qur`an. Di antara mereka ada yang beriman, tapi kebanyakan fasiq, sehingga bani isra`il tidak lagi memiliki kelebihan di banding bangsa lain.Umat yang terbaik adalah umat yang senantiasa mengajak saudaranya ke jalan Allah .
Menjadi seorang Da’i tidaklah mudah karena akan banyak tantangan, namun kita harus percaya bahwasanya Allah senantiasa berada disamping orang-orang yang benar lebih-lebih lagi yang memperjuangkan Syariatnya. Umat yang terbaik adalah umat yang diibaratkan sebagai pahlawan dikala saudaranya  tetindas dan terbelenggu dalam kesesatan, pahlawan yang mengantar ke gerbang pembebasan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kategori umat terbaik adalah umat Rasulullah Saw, dari generasi ke generasi yang selalu melalakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, yang senantiasa mengamalkan ajaran Islam, serta  mengajak saudara lainnya ke jalan yang lurus. Yang mengamalkan ajaran islam dengan metode-metode yang datang dari Allah Swt, dan Rasulnya, seperti pada Q.S. An- Nahl ayat 125.









BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Umat islam adalah umat terbaik, dikatakan demikian karena merupakan umat Rasulullah Saw, yang senantiasa berada di jalan Allah Swt. Namun tidak semua umat Islam dikategorikan sebagai umat yang terbaik, karena pada dasarnya Umat yang terbaik adalah mereka yang senantiasa berada di jalan allah, mengajak kepada yang makhruf serta mencegah kemungkaran. Umat yang terbaik adalah umat yang menyelamatkan saudaranya dari kesesatan ke jalan kebenaran.
Seorang Da’i adalah salah-satu umat terbaik, yang senantiasa berdakwah di tengah-tengah saudaranya, yang mendakwahkan kebaikan sesuai dengan ajaran rasulullah saw. dan syari’at islam rahmatan lil’alamin.
Seorang da’i tentunya orang yang memiliki ilmu lebih , cerdas dan bertanggung jawab. Rasullullah pernah mengatakan bahwa umat terbaik adalah umat yang selalu membaca Al- Qur’an, mengamalkan dan menyampaikan kepada saudara sesama umat.Serta yang tak pernah takut untuk menyampaikan kebenaran karena Allah selalu berada di samping orang-orang yang beriman dan bertakwa.Serta jujur dan adil dalam setiap pengambilan keputusan. Karena ada salah-satu hadist yang mengatakan “ sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya “.
B.            Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA
Shihab M. Quraish, Tafsir Al- Misbah. V. Jilid 2 ( lentera hati ).2011
Al- Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al- Qurthubi. I. Jilid 4 ( pustaka azzam )
Az-Zikra, terjemah dan Tafsir al quran. II. Jilid 1 1 ( angkasa bandung )
 Tafsir ibnu Katsir. V. ( sinar baru algensindo ).2011


[1]Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam tafsir5/226, no 3001
[2]Atsar ini disebutkan oleh At-Thabari dalam tafsir-nya 4/30. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam pembahasan tentang tafsir dengan kalimat “ sebaik-baik manusia untuk manusia adalah mendatangi mereka hingga mereka memeluk agama islam.” Shahih Bukhari 3/113.
[3]I’raab Al Qur’an 1/400.
[4]  Hadist ini diriwayatkan oleh para imam : Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud. Hadist ini memiliki riwayat yang beragam.
[5]Maksudnya, mempunyai tiga sifat : menyuruh berbuat makhruf, melarang berbuat mungkar, dan beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebagaimana yang dilukiskan oleh surat Al-Hujurat ayat 15 dan Al-anfal ayat 2
[6]Misalnya, mengejek, menghina agama, melancarkan propokasi dan lain-lain.