BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ
مِّنْهُمُالْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :” kamu ( umat islam )
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )
Dakwah dalam Islam merupakan tugas yang sangat
mulia, yang juga merupakan tugas para nabi dan rasul, juga merupakan tanggung
jawab setiap muslim. Dakwah bukanlah pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan
telapak tangan, juga tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang.Seorang da’i
harus mempunyai persiapan-persiapan yang matang baik dari segi keilmuan ataupun
dari segi budi pekerti. Sangat susah untuk dibayangkan bahwa suatu dakwah akan
berhasil jika seorang da’i tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan
tingkah laku yang buruk, baik secara pribadi maupunsosial. Seorang da’i sebagai
juru dakwah adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati
posisi yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan
dakwah. Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah khususnya seorang da’i
memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan dakwahnya.
Dalam makalah ini kami akankami paparkan
tentang kualifikasi Da’i dalam berdakwah seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Pendakwah adalah orang yang melakukan dakwah.Ia disebut da’i.
dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang
menyampaikan pesan komunikasi (massage) kepada orang lain. Karena dakwah bisa
melalui tilisan, lisan, perbuatan, mak penulis keislaman, penceramah islam,
mubaligh, guru mengaji, pengelola panti asuhan islam dan sejenisnya termasuk
pendakwah. Pendakwah bisa bersifat individu ketika dakwah yang dilakukan secara
perorangan dan bisa juga kelompok atau kelembagaan ketiga dakwah digerakkan
oleh sebuah kelompok atau organisasi. Secara ideal, pendakwah adalah orang
mukmin yang menjadikan islam sebagai agamanya, al-Qur’an sebagai pedomannya,
Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai pemimpin dan teladan baginya, ia
benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan hidupnya, kemudian
ia menyampaikan islam yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak kepada seluruh
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tafsir surah Ali- Imran
ayat 110 ?
2. seperti apakah kualifikasi umat
terbaik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Qur’an Surah
Ali- Imran ayat 110 :
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ
لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ
Artinya :” kamu ( umat Islam )
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik “. ( Q.S. Ali- Imran : 110 )
B. Asbabun Nuzul Qur’an Surah Ali- Imran ayat 110
Diriwayatkan bahwa Malik bin al-Dayif dan Wahb bin Yahudza yang keduanya
keturunan yahudi berkata kepada Ibn Mas’ud, Mu`adz bin Jabal dan Ubay bin
Ka’b ديننا خير مما تدعونا إليه ونحن افضل
منكم agama kami lebih baik dari
agama yang kalian da’wahkan, bangsa kami lebih unggul di banding kalian. Tidak lama kemudian
turunlah Qs.3:110 ini sebagai bantahan terhadap mereka. Umat yang terbaik,
setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebqagai rasul, bukanlah yahudi atau
nahrani, tapi umat Islam.
C. Munasabah Qur’an Surah Ali- Imran ayat 110
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”
(Q.S. Ali Imran: 104)
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ
لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ (Q.S. Ali- Imran : 110)
·
لَن
يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى ۖ وَإِن يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ
ثُمَّ لَا يُنصَرُونَ
·
Artinya
: “ mereka tidak akan membahayakan kamu, kecuali gangguan-gangguan kecil
saja, dan jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka mundur berbalik ke belakang
(kalah). Selanjutnya mereka tidak mendapat pertolongan“.( Q.S. Ali- Imran :
111 )
Pada
zaman jahiliyah sebelum Islam ada dua suku yaitu; Suku Aus dan Khazraj yang
selalu bermusuhan turun-temurun selama 120 tahun, permusuhan kedua suku
tersebut berakhir setelah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam kepada mereka,
pada akhirnya Suku Aus; yakni kaum Anshar dan Suku Khazraj hidup berdampingan,
secara damai dan penuh keakraban, suatu ketika Syas Ibn Qais seorang Yahudi
melihat Suku Aus dengan Suku Khazraj duduk bersama dengan santai dan penuh
keakraban, padahal sebelumnya mereka bermusuhan, Qais tidak suka melihat
keakraban dan kedamaian mereka, lalu dia menyuruh seorang pemuda Yahudi
duduk bersama Suku Aus dan Khazraj untuk menyinggung perang “Bu’ast” yang
pernah
1. Ayat sebelumnya (3:105) menyerukan agar mumin jangan meniru orang yang berpecah
belah, sebab bakal menimb
u
lkan kesed
ihan di akhirat kelak
(Qs.3:106-107). Oleh karena itu hendaklah membangun umat yang setiap anggotanya
menjalankan tugas sesuai bagian masing-masing sebagaimana diserukan pada ayat
104. Ayat 110 ini mengungkapkan bahwa umat yang tampil di depan manusia
menjalankan amar ma’ruf nahy munkar berdasar iman, merupakan umat yang terbaik,
umat yang terpilih.2. Ayat sebelumnya mengecam ahl al-Kitab yang bercerai berai dalam menanggapi diutusnya Nabi Muhammad SAW. ayat selanjutnya menjamin, jika ahl al-Kitab itu beriman, maka akan menjadi umat yang terbaik pula.
Pada
ayat 110 ditegaskan bahwa
kebanyakan Ahl al -Kitab adalah
orang-orang fasik. Masa Jumlah mereka yang banyak boleh jadi menimbulkan
kecemasan sementara bagi kaum muslimin
sehingga untuk menghilangkannya ayat ini menegaskan bahwa sekali-kali mereka, tidak sekarang dan
tidak akan datangpun hingga akhir zaman, tidak
akan dapat membuat mudharat kepada kamu selama kamu memenuhi ketiga syarat
yang disebutkan pada ayat yang lalu. Tetapi , paling tinggi yang mereka dapat
lakukan adalah gangguan –gangguan saja, yakni cemoohan atau ucapan-ucapan yang boleh
jadi merupakan upaya melemahkan iman, dan
seandainya suatu ketika mereka bermaksud
berperang melawan kamu, tentu mereka berbalik melarikan diri ke ke
belakang sehingga tidak jadi memerangi kamu, mereka pun tidak mendapat
pertolongan dari siapa pun sehingga akhirnya mereka kalah.
D.
Tafsir surah Ali- Imran ayat 110
a. Dalam Tafsir Al Quthubi
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Pada firman
allah : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia”.
Terdapat beberapa
pendapat :
Pendapat I :
·
At-Tirmidzi meriwayatkan dari bahaz bin Hakim, dari
ayahnya dan kakeknya, bahwasanya dia mendengar rasulullah bersabda mengenai
firman allah ,” Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan umat manusia.” Sabda beliau..
“ kalian
menyempurnakantujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang
terbaik dan paling mulia di sisi Allah.” At Tirmidzi mengatakan hadist ini
hasan.[1]Berkata
kita adalah sebaik-baik manusia yang dilahirkan untuk manusia. Kita harus
mengajak mereka kepada ajaran islam.”
Ibnu Abbas berkata : “
mereka adalah orang-orang yang berhijrah dari mekah menuju madinah, dan ikut
serta dalam perang badar dan perjanjian Hudaibiyah.
Umar Bin Khatabberkata
: siapa saja yang berbuat seperti perbuatan mereka maka dia termasuk seperti
golongan mereka”. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah umat nabi Muhammad
,yaitu
orang-orang yang shalih dan memiliki
keistimewaan. Mereka adalah orang-orang yang menjadi saksi bagi umat manusia di
hari kiamat, sebagaimana yang telah dijelaskan
pada surah al baqarah . Mujahid mengatakan bahwa firman allah “ kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” . sesuai dengan
syarat-syarat yang disebutkan pada ayat
tersebut.
Ada yang mengatakan
bahwa maknanya adalah kalian sebelumnya telah tercatat di Lauh Mahfuzh. Ada
yang berpendapat bahwa maknanya : kalian
yang telah beriman adalah sebaik-baik umat. Yang lain mengatakan bahwa ayat ini
turun untuk menyampaikan kabar gembira akan kedatangan Rasulullah dan umatnya.
Jadi, maknanya adalah kalian adalah sebaik-baik umat daripada pendahulu kalian,
yaitu para ahli kitab.Al-Akhfasi mengatakan bahwa maksudnya adalah sebaik-baik
pemeluk agama.
Ayat
yang seperti ini adalah firmannya :
· Q.S. Maryam :
29
فَأَشَارَتْ
إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
Artinya
: “ Maka dia (Maryam) menunjuk kepda (anak) nya. Mereka berkata , “bagaimana
kami akann berbicara dengan anak
kecil yang masih dalam ayunan “
·
Q.S. Al- A’raf : 86
وَلَا
تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ
آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيلًا
فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
Artinya :“ dan janganlah kamu duduk di setiap jalan
dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari
jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit,
lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan
perhatikanlah bagaimana kesudahaan orang- orang yang berbuaat kerusakkan “.
·
Q.S. Al- Anfal : 26
وَاذْكُرُوا
إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ
يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ
الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ
Sufyan
meriwayatkan dari maysarah Al Asyja’I,
dari Abu Hasim, dari Abu Hurairah bahwasanya firman Allah : kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia ,” mengajak hingga mereka memeluk
agama islam”.[2]An-
Nuhas [3]berkata
, “ kalimat yang sebenarnya adalah: “ kalian bagi umat manusia adalah sebaik-baik
umat”. Menurut ucapan Mujahd adalah sebaik-baik umat jika kalian mengajak pada
yang ma’ruf dan mencegah dari jalan munkar.Ada yang mengatakan bahwa
sesungguhnya umat Muhammad menjadi umat terbaik karena kaum muslimin jumlahnya
lebih banyak, dari amar ma’ruf nahi munkar sudah tersebar luas di kalangan
mereka. Aseda yang berpendapat bahwa istilah tersebut adalah untuk para sahabat
Rasulullah, sebagaimana sabda beliau :”
sebaik-baik manusia adalah yang hidup di masaku “[4]
Pendapat ke II :
Berdasarkan
dengan Nash yang diturunkan tersebut telah diyakini umat ini adalah umat yang
terbaik.Para imam meriwayatkan dari hadist Imran bin hashin, dari rasulullah
bahwasanya beliau bersabda “ sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku
, kemudian mereka yang hidup setelahnya, kemudian mereka yang hidup
setelahnya”. Hadist ini menunujukan bahwa umat pertama dari umat ini adalah umat
yang paling baik daripada umat setelahnya. Seperti inilah pendapatsebagian para
ulama. Mereka mengatakan bahwa orang yang menjadi sahabat Rasulullah dan sempat
melihat beliau meski hanya sekali dalam hidupnya, mereka adalah orang-orang
yang lebih baik daripada mereka yang hidup setelahnya.Sesungguhnya keutamaan
persahabatan dengan Rasulullah tidak dapat dibandingkan dengan amal perbuatan
b.
Dalam tafsir
Al- Misbah
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :” kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S.
Ali- Imran : 110 )
Setelah
menjelaskan kewajiban berdakwah atas
umat islam,pada ayat 104, persatuan dan kesatuan mereka yang dituntut.
Kini dikemukakan bahwa kewajiban itu dan tuntutan itu pada hakikatnya lahir
dari kedudukan umat itu sebagai sebaik-baik umat. Ini yang membedakan
mereka dengan sementara Ahl al- Kitab
yang justru mengambil sikap bertolak dengan itu. Tanpa ketiga hal yang disebut
oleh ayat ini, kedudukan mereka sebaik-baik umat tidak dapat mereka
pertahankan.
Kamu,
wahai seluruh umat Muhammad dari
generasi ke generasi berikutnya, sejak
dahulu dalam pengetahuan Allah adalah
umat yang terbaik karena adanya
sifat-sifat yang menghiasi diri kalian. Umat yang di keluarkan yakni
diwujudkan dan ditampakkan untuk manusia seluruhnya sejak Adam hingga akhir zaman. Ini karena kalian adalah
umat yang terus menerus tanpa bosan menyuruh
kepada yang makruf, yakni apa yang dinilai baik oleh masyarakat selama
sejalan dengan nilai-nilai Illahi, dan
mencegah yang munkar , yakni yang
bertentangan dengan nilai-nilai luhur, pencegahan yang sampai pada batas menggunakan kekuatan dan karena kalian beriman kepada Allah, dengan iman yang benar sehingga atas dasarnya
kalian percaya dan mengamalkan tuntunan-Nya
dan tuntutan Rasul-Nya, serta melakukan amr makruf dan nahi munkar itu sesuai dengan cara dan kandungan yang diajarkannya. Inilah yang
menjadikan kalian meraih kebajikan, tapi jangan duga Allah pilih kasih
sebab sekiranya Ahl al-Kitab, yakni orang yahudi dan Nasrani beriman, sebagaimana keimanan kalian dan
mereka tidak bercerai- berai tentulah itu
baik juga bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, sebagaimana iman
kalian, sehingga dengan demikian mereka pun meraih kebajikan itu dan menjadi
pula bagian dari sebaik-baik umat, tetapi jumlah mereka tidak banyak kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. Yakni keluar dari ketaatan kepada tuntunan-tuntunan Allah Swt.
Kata
(كُنتُمْ)
kuntum ,yang digunakan ayat di atas,
ada yang memahaminya sebagai kata kerja yang sempurna ( kaana taammah ) sehingga ia diartikan wujud , yakni kamu wujud dalam keadaan sebaik-baik umat. Ada juga
yang memahaminya dalam arti kata kerja yang tidak sempurna ( kaana naaqishoh ),
dan dengan demikian ia mengandung makna wujudnya sesuatu pada masa lampau tanpa diketahui kapan itu
terjadi dan tidak juga mengandung isyarat bahwa ia pernah tidak ada atau suatu
ketika akan tiada.Jika demikian ayat ini berarti kamu dahulu dalam ilmu Allah adalah sebaik-baik umat.
Ayat
di atas mengandung kata (أُمَّةٍ) ummah/umat. Kata ini digunakan untuk menunjuk semua kelompok
yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu atau tempat yang
sama, baik penghimpunannya secara terpaksa maupun atas kehendak mereka.
Demikian ar-Raghib dalam al-Mufradat Fi
Gharib al-Qur’an.Bahkan Al-Qur’an dan hadits tidak membatasi pengertian
umat hanya pada kelompok manusia .“ tidak
satu burungpun yang terbang dengan
kedua sayapnya kecuali umat-umat
juga seperti kamu “ ( Q.s. Al-An’am
:6 ) “ semut yang berkeliaran juga umat , dari umat-umat tuhan”
Dalam kata ummah terselip makna-makna yang dalam.Ia mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang
jelas, serta gaya dan cara hidup. Bukankah untuk menuju ke satu arah harus
jelas jalannya serta anda harus bergerak maju dengan gaya dan cara tertentu,
dan dalam saat yang sama . membutuhkan waktu untuk mencapai ?( Q.S. Yusuf : 45
) menggunakan kata ummah untuk arti waktu, sedang Q.S az-Zukhruf :22 dalam arti jalan atau gaya dan cara hidup.
Kalimat tu’minuna billah dipahami oleh pengarang tafsir al-mizan, Sayyid Muhammad Husain ath-
Thabaththaba, dalam arti percaya kepada ajakan bersatu untuk berpegang teguh
pada tali Allah, tidak bercerai berai. Ini diperhadapkan dengan kekufuran yang
disinggung oleh ayat 106 : “kenapa kamu
kafir sesudah kamu beriman”. Dengan demikian ayat ini menyebutkan tiga
syarat yang harus dipenuhi untuk meraih kedudukan sebagai sebaik-baik umat,
yaitu amar ma’ruf, nahi munkar dan persatuan
dan berpegang teguh pada tali / ajaran Allah. Karena itu “ Siapa yang
ingin meraih keistimewaan ini, hendaklah dia memenuhi syarat yang ditetapkan
Allah itu “. Demikian ‘Umar Ibn al-Khaththab sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn
Jarir.
c.
Dalam tafsir Ibnu Katsir
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ
لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
kamu
( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik . mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kalian, selain dari
ganggguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berparang dengan kalian,
pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka
tidak mendapat pertolongan. Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dana tali (perjanjian)
dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alas an yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
Allah memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad Saw,
bahwa mereka adalah sebaik-baik umat .untuk itu Allah Swt, berfirman :
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
kamu
( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Muhammad Ibnu Yusuf, dari Sufyan ibnu Maisarah, dari Abu Hazim, dari Abu
Hurairah r.a sehubungan dengan firmannya : “kamu ( umat Islam ) adalah umat
terbaik yang dilahirkan untuk manusia”
Abu hurairah r.a mengatakan makna yang dimaksud
ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa mereka
dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya mereka masuk
islam. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Attiyah Al- Aufi,
Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas, yakni umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk umat manusia. Dengan kata lain mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia
yang paling bermanfaat buat umat manusia.
Imam ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kaum Syarik, Sammak,
dari Abdullah ibnu Umairah, dari Durrah binti abu lahab yang menceritakan :
“seorang lelaki
berdiri menunjukan dirinya kepada Nabi Saw. Yang saat itu berada di atas
mimbar, lalu lelaki itu bertanya “ wahai Rasulullah, siapakah manusia yang
terbaik?”Nabi Saw menjawab. “ manusia yang terbaik ialah yang paling pandai
membaca Al- Qur’an dan paling bertakwa diantara mereka kepada Allah, serta
paling gencar dalam melakukan amar makhruf nahi munkar terhadap mereka, dan
paling gemar diantara mereka dalam bersilaturahmi.
Menurut pendapat Imam ahmad dalam kitab musnadnya ,
Imam Nasai dalam kitab sunannya, dan Imam Hakim dalam kitab Mustadraknya ,
telah meriwayatkan melalui hadist sammak, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu
Abbas sehubungan dengan firman Allah :
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
Bahwa mereka adalah orang-orang yang berhijrah
bersama Rasulullah Saw.Dari mekkah ke madinah. Pendapat yang benar mengatakan
bahwa ayat ini mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap
generasinya, dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rsulullah
Saw, diutus di kalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian
orang-orang sesudah mereka.
d.
Az- Zikra, terjemah dan tafsir Al- Qur’an
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم
ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :” kamu ( umat Islam ) adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik “. ( Q.S.
Ali- Imran : 110 )
Kamu adalah umat yang paling baik yang pernah
ditampilkan di muka bumi dalam
perwujudannya yang sekarang[5],
sebab kamu menyuruh berbuat makhruf melarang berbuat munkar dan beriman
kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab ini beriman pula seperti kamu, tentulah lebih baik baginya.Namun yang beriman hanya
sebagian kecil saja , sedang sejumlah besar mereka fasik.orang-orang fasik itu tidak akan mengganyangmu, kecuali melakukan
gangguan kecil[6]
saja. Kalau mereka berhadapan dengan kamu di medan perang. Mereka akan mundur,
dan tidak akan ditolong.
e.
Kualifikasi
Da’i
Pendakwah adalah orang yang
melakukan dakwah.Ia disebut da’i. dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah
komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan komunikasi (massage) kepada
orang lain. Karena dakwah bisa melalui tilisan, lisan, perbuatan, mak
penulis keislaman, penceramah islam, mubaligh, guru mengaji, pengelola panti
asuhan islam dan sejenisnya termasuk pendakwah. Pendakwah bisa bersifat
individu ketika dakwah yang dilakukan secara perorangan dan bisa juga kelompok
atau kelembagaan ketiga dakwah digerakkan oleh sebuah kelompok atau organisasi.
Secara ideal, pendakwah adalah orang
mukmin yang menjadikan islam sebagai agamanya, al-Qur’an sebagai pedomannya,
Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai pemimpin dan teladan baginya, ia
benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan hidupnya, kemudian
ia menyampaikan islam yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak kepada seluruh
manusia (Bassan al-Shabagh)
Abul A’la al-Maududi dalam bukunya
Tadzkirah al-Du’ah al Islam mengatakan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh pendakwah secara perorangan haruslah :
Ø Sangggup
memerangi musuh dalam dirinya sendiri yaitu hawa nafsu demi ketaatan kepada
Allah SWT. Dan Rasulnya.
Ø Sanggup
berhijrah dari hal-hal yang maksiat yang dapat merendahkan dirinya dihadapan
Allah SWT. dan dihadapan masyarakat.
Ø Mampu
menjadi uswatun hasanah dengan budi dan akhlaknya bagi mitra dakwahnya.
Ø Memiliki persiapan mental:
a)
Sabar, yang didalamnya meliputi
sifat-sifat teliti, tekat yang kuat, tidak bersifat pesimis dan putus asa, kuat
pendirian seta selalu memelihara keseimbangan antara akal dan emosi.
b)
senang memberi pertolongan kepada
orang dan bersedia berkorban, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta
serta kepentingan yang lain.
c)
Cinta dan memiliki semangat yang
tinggi dalam mencapai tujuan.
E. Analisis Pemahaman
Umat Islam adalah umat yang terbaik
karena eksistentsinya nampak di hadapan manusia. Siapa pun tidak akan meraih
derajat sebagai umat terbaik atau khaira ummah kecuali yang beriman, eksis di
hadapan manusia, amar ma’ruf dan nahy munkar. Ahlul kitab seperti Bani isra’il
akan menjadi baik bila mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi Muhammad SAW
dan al-Qur`an. Di antara mereka ada yang beriman, tapi kebanyakan fasiq,
sehingga bani isra`il tidak lagi memiliki kelebihan di banding bangsa lain.Umat
yang terbaik adalah umat yang senantiasa mengajak saudaranya ke jalan Allah .
Menjadi seorang Da’i tidaklah mudah
karena akan banyak tantangan, namun kita harus percaya bahwasanya Allah
senantiasa berada disamping orang-orang yang benar lebih-lebih lagi yang
memperjuangkan Syariatnya. Umat yang terbaik adalah umat yang diibaratkan
sebagai pahlawan dikala saudaranya tetindas
dan terbelenggu dalam kesesatan, pahlawan yang mengantar ke gerbang pembebasan
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kategori umat terbaik adalah umat
Rasulullah Saw, dari generasi ke generasi yang selalu melalakukan kebaikan dan
mencegah kemungkaran, yang senantiasa mengamalkan ajaran Islam, serta mengajak saudara lainnya ke jalan yang lurus.
Yang mengamalkan ajaran islam dengan metode-metode yang datang dari Allah Swt,
dan Rasulnya, seperti pada Q.S. An- Nahl ayat 125.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Umat
islam adalah umat terbaik, dikatakan demikian karena merupakan umat Rasulullah
Saw, yang senantiasa berada di jalan Allah Swt. Namun tidak semua umat Islam
dikategorikan sebagai umat yang terbaik, karena pada dasarnya Umat yang terbaik
adalah mereka yang senantiasa berada di jalan allah, mengajak kepada yang
makhruf serta mencegah kemungkaran. Umat yang terbaik adalah umat yang
menyelamatkan saudaranya dari kesesatan ke jalan kebenaran.
Seorang
Da’i adalah salah-satu umat terbaik, yang senantiasa berdakwah di tengah-tengah
saudaranya, yang mendakwahkan kebaikan sesuai dengan ajaran rasulullah saw. dan
syari’at islam rahmatan lil’alamin.
Seorang
da’i tentunya orang yang memiliki ilmu lebih , cerdas dan bertanggung jawab.
Rasullullah pernah mengatakan bahwa umat terbaik adalah umat yang selalu
membaca Al- Qur’an, mengamalkan dan menyampaikan kepada saudara sesama
umat.Serta yang tak pernah takut untuk menyampaikan kebenaran karena Allah selalu
berada di samping orang-orang yang beriman dan bertakwa.Serta jujur dan adil
dalam setiap pengambilan keputusan. Karena ada salah-satu hadist yang
mengatakan “ sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al- Qur’an dan
mengajarkannya “.
B.
Saran
Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Shihab M.
Quraish, Tafsir Al- Misbah. V. Jilid 2 ( lentera hati ).2011
Al-
Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al-
Qurthubi. I. Jilid 4 ( pustaka azzam )
Az-Zikra,
terjemah dan Tafsir al quran. II.
Jilid 1 1 ( angkasa bandung )
Tafsir ibnu Katsir. V. ( sinar baru algensindo
).2011
[1]Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam tafsir5/226, no 3001
[2]Atsar ini disebutkan oleh At-Thabari dalam tafsir-nya 4/30. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam pembahasan
tentang tafsir dengan kalimat “
sebaik-baik manusia untuk manusia adalah mendatangi mereka hingga mereka
memeluk agama islam.” Shahih Bukhari 3/113.
[3]I’raab Al Qur’an 1/400.
[4] Hadist ini diriwayatkan oleh
para imam : Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu
Mas’ud. Hadist ini memiliki riwayat yang beragam.
[5]Maksudnya, mempunyai tiga sifat : menyuruh berbuat makhruf, melarang
berbuat mungkar, dan beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebagaimana yang
dilukiskan oleh surat Al-Hujurat ayat 15 dan Al-anfal ayat 2
[6]Misalnya, mengejek, menghina agama, melancarkan propokasi dan
lain-lain.